Untuk mendownload versi pdf-nya klik di SINI
MAKALAH
BIOKIMIA PANGAN
“
FERMENTASI KECAP ”
DISUSUN OLEH :
1. DINDA AISYAH MUSFIROH D1C1 14054 TPG-C
2. NAJAR D1C1 14111 TPG-C
3. SITTI AMINAH D1C1 14128 TPG-C
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI
PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
|
i
|
Puji syukur kami
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat, hidayah dan
inayahnya kami dapat menyusun makalah ini. Makalah ini kami susun berdasarkan
tugas mata kuliah “ Biokimia Pangan ” dari Ibu Dr. Prima Endang Msi selaku dosen Biokimia
Pangan Jurusan Ilmu dan Teknologi
Pangan Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian Universitas Halu Oleo.
Makalah ini berisi tentang bahan baku
pembuatan kecap beserta komposisi nutrisinya, mikroba yang berperan dalam
fermentasi kecap, metode pembuatan kecap, metabolism/reaksi oleh mikroba dalam
fermentasi kecap dan produk beserta komposisi dari kecap.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih kurang
dari kata sempurna. Oleh karena itu kami meminta kritik dan saran dari pembaca
agar kedepannya makalah ini bisa diperbaiki dan bisa menjadi sumber referensi
bagi pembaca.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan pembaca tentang fermentasi kecap dan pada akhirnya pembaca bisa mengambil manfaat dari
penulisan makalah ini.
Kendari, Mei 2016
Penulis
|
ii
|
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................
i
DAFTAR ISI...........................................................................................................
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1
1.2 Tujuan.........................................................................................................
2
1.3 Manfaat.......................................................................................................
2
1.4 Rumusan Masalah.......................................................................................
2
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1
Bahan
baku beserta komposisi nutrisinya…..............................................
4
2.2
Mikroba
yang berperan dalam pembuatan kecap ...................................... 6
2.3
Metode
pembuatan kecap………………………………………...............
9
2.4 Metabolisme mikroba dalam pembuatan kecap……………………..… 11
2.5 Komposisi produk kecap……………………………………………….. 19
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................
20
4.2 Saran.........................................................................................................
20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
21
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kedelai merupakan salah
satu bahan pangan yang penting bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat khususnya
ekonomi menengah ke bawah mengandalkan kedelai untuk memenuhi kebutuhan zat
gizi protein. Kedelai dikonsumsi masyarakat sebagai lauk dan camilan. Beberapa
jenis olahan makanan yang berasal dari kedelai antara lain tempe, tahu, kecap,
kedelai goreng, tepung kedelai, susu kedelai, kedelai rebus dan rempeyek.
Kedelai mengandung
protein tertinggi di antara kacang-kacangan lainnya, yaitu sekitar 40%. Di
pasaran terdapat 2 jenis kedelai, yaitu kedelai kuning dan hitam. Kedelai
kuning merupakan dapat dipakai sebagai bahan dasar makanan turunan kedelai,
baik dengan fermentasi maupun tidak. Kedelai hitam biasanya terbatas hanya
digunakan sebagai bahan baku pembuatan kecap. Kecap merupkan jenis makanan cair
hasil fermentasi kedelai. Meskipun bahan baku pembuatan kecap adalah kedelia
hitam, tetapi tidak menutup kemungkinan kecap dibuat dari kedelai kuning. Kecap
dapat dibuat melalui 3 cara, yaitu fermentasi, hidrolisis asam, dan kombinasi
fermentasi dan hidrolisis asam. Kecap yang dibuat secara fermentasi biasanya
mempunyai cita rasa dan aroma yang lebih disukai konsumen. Pada prinsipnya
pembuatan kecap secara fermentasi berkaitan dengan penguraian protein, lemak,
dan karbohidrat menjadi asam amino, asam lemak,
dan monosakarida
Kecap
selain mengandung protein, vitamin, dan mineral, kecap berfungsi juga
sebagai penyedap makanan. Karena dapat memberikan rasa dan aroma yang khas pada
makanan atau masakan, masyarakat menjadikan kecap sebagai bagian dari menu
harian. Dengan kata lain, kecap dapat meningkatkan selera makan. Kecap biasa
dikonsumsi dengan makanan pokok nasi, sayuran, daging unggas, dan ikan. Di
Indonesia, kecap sangat disukai sehingga kebutuhannya semakin meningkat dari
tahun ke tahun.
Standar
Industri Indonesia (SII 0032-73) menetapkan bahwa secara organoleptik keadaan
(aroma) kecap harus normal. Secara kimiawi kecap disyaratkan tidak mengandung
logam berbahaya (Hg, Pb, Cu dan As). Syarat kandungan protein kecap
berbeda-beda tergantung pada jenis mutu. Kecap dengan jenis mutu I ditetapkan
mempunyai kadar protein tidak kurang dari 6 %, sedangkan untuk mutu II tidak
kurang dari 2%.
1.2 Tujuan
Tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang proses
fermentasi kecap.
1.3 Manfaat
Manfaat dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai referensi dalam mempelajari proses
fermentasi kecap.
1.4 Rumusan
Masalah
1.4.1. Apa saja bahan baku pembuatan
kecap dan bagaimanakah komposisi nutrisinya?
1.4.2.
Mikroba apa yang berperan dalam proses
fermentasi kecap?
1.4.3.
Bagaimana
metode pembuatan kecap?
1.4.4. Bagaimana
metabolisme/reaksi oleh mikroba dalam proses fermentasi kecap?
1.4.5. Bagaimana komposisi produk kecap yang
dihasilkan?
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1
Bahan Baku serta
Komposisi nutrisinya
|
Bahan
|
Komposisi
|
|
|
1 Kg Kedelai
|
Protein
|
40,4 Gr
|
|
Karbohidrat
|
24,9 Gr
|
|
|
Energi
|
381 Kkal
|
|
|
Lemak
|
16,7 Gr
|
|
|
Vit B1
|
0,52 Mg
|
|
|
Vit C
|
121,7 Mg
|
|
|
100 Gr Gula Merah
|
Protein
|
0 Gr
|
|
Karbohidrat
|
95 Gr
|
|
|
Energi
|
368 Kkal
|
|
|
Lemak
|
0 Gr
|
|
|
Kalsium
|
75 Mg
|
|
|
100 Gr Bawang Putih
|
Protein
|
4,5 Gr
|
|
Karbohidrat
|
23,1 Gr
|
|
|
Energi
|
95 Kkal
|
|
|
Lemak
|
0,2 Gr
|
|
|
Kalsium
|
42 Mg
|
|
|
Vit C
|
15 Mg
|
|
|
100 Gr Kemiri
|
Protein
|
19 Gr
|
|
Karbohidrat
|
8 Gr
|
|
|
Energi
|
636 Kkal
|
|
|
Lemak
|
63 Gr
|
|
|
Kalsium
|
80 Mg
|
|
|
Vit B1
|
0,06 Mg
|
|
|
100 Gr Ketumbar
|
Protein
|
14,1 Gr
|
|
Karbohidrat
|
54,2 Gr
|
|
|
Energi
|
404 Kkal
|
|
|
Lemak
|
16,1 Gr
|
|
|
Kalsium
|
630 Mg
|
|
|
Vit A
|
1570 IU
|
|
|
Vit B1
|
0,2 Mg
|
|
|
100 Gr Jinten
|
Protein
|
20,8 Gr
|
|
Zinc
|
6 Mg
|
|
|
Energi
|
531 Kkal
|
|
|
|
Kalsium
|
185,9 Mg
|
2.2 Mikroba yang
Berperan dalam Pembuatan Kecap
Mikroba yang berperan dalam pembuatan kecap
yaitu Aspergilus wentii. Mikroba ini
termasuk dalam Family: Aspergillaceae dan Genus: Aspergillus. Mikroba ini termasuk dalam jenis kapang. Kapang
bersifat aerobik, paling banyak atau terutama tumbuh pada bagian luar permukaan
bahan pangan yang tercemar.
Bahan pangan yang tercemar itu menjadi
lengket, berbulu sebagai hasil produksi miselium dan spora kapang, dan
berwarna. Apabila diikuti dengan akumulasi dengan bakteri selain lengket juga
berlendir. Pada umumnya bakteri yang terlibat pada pembentukan lendir
disebabkan oleh bakteri Leuconostoc mesenteroides dan L. dextranicum.
Bakteri Gram positif berbentuk bulat berpasangan atau dalam formasi rantai
pendek, memecah gula dan menghasilkan dextran lender.
Berbeda dengan khamir dan bakteri,
kapang adalah multiselular oleh karena itu dapat dilihat tanpa bantuan alat.
Cara tumbuhnya kapang yaitu memperpanjang hifa dan menembus substrat. Pada
beberapa bagian hifa terlihat ada pembentukan spora baik secara seksual maupun
aseksual. Satu hifa dapat menghasilkan beribu-ribu spora aseksual yang tahan
terhadap perubahan lingkungan, seperti spora Aspergillus wentii tetapi
tidak sekuat endospora bakteri. Ukuran spora kapang antara 2-10 mikron, lolos
pada proses penyaringan dengan porositas penyaring 100 mesh karena saringan ini
memang bukan filter bakteri. Spora kapang, khamir dan bakteri dalam cairan
kecap sangat potensial berpengaruh pada perubahan mutu kecap.
Gula dalam kecap yang berkonsentrasi
tinggi sedikit demi sedikit dihidrolisis oleh kapang untuk pertumbuhannya. Gula
berkurang sementara jumlah kapang terus meningkat. Peningkatan jumlah kapang
secara visual dapat terlihat dengan jelas yaitu terjadinya perubahan fisik dari
kecap. Kecap menjadi keruh, bahkan bila telah terjadi kontak dengan udara
(oksigen) akan terjadi penggumpalan.
Standar SNI maksimum 50 koloni/ml
yang diperkenankan kapang terkandung dalam produk kecap. Apabila jumlah kapang
terlalu banyak maka akan berpengaruh pada mutu kecap. Kapang sendiri memperoleh
nutrisi dari hasil proses metabolisme sel. Pemberian garam dan gula juga
disarankan agar tidak terlalu banyak karena larutan gula dan garam yang pekat dapat
mengakibatkan meningkat tekanan osmotik pada sel mikroba, air plasma sel
terserap oleh larutan diluar sel menyebabkan sel kekurangan air dan akhirnya
mati karena plasmolisis.
2.3
Metode Pembuatan Kecap
Pembuatan kecap di
Indonesia pada umumnya dilakukan secara fermentasi. Fermentasi terdiri atas 2
tahap yaitu fermentasi kapang (solid stage fermentation) dan fermentasi
dalam larutan garam (brine fermentation).
Fermenatsi kapang
(koji) merupakan fermentasi pertama dalam pembuatan kecap, dimana pada
fermentasi ini sama dengan membuat tempe pada umumnya. Spora kapang akan
bergerminasi dan tumbuh pada substrat kedelai dalam waktu 2-3 hari pada suhu
kamar. Kapang dan miselium yang terbentuk akibat fermentasi inilah yang
dinamakan koji. Selanjutnya koji diremas-remas, dijemur dan dibuang kulitnya.
Selanjutnya dilakukan
fermentasi garam. Fermentasi ini dilakukan dengan cara merendam hasil
fermentasi kapang dengan larutan garam. Campuran antara kedelai yang telah
mengalami kapang dengan larutan inilah yang dinamakan moromi. Fermentasi moromi
dilanjutkan selama 14-120 hari pada suhu kamar. Setelah itu, cairan moromi
dimasak dan kemudian disaring. Selama proses fermentasi garam, setiap hari
dilakukan pengadukan dan penjemuran. Hal ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan.
Setelah fermentasi
selesai dilanjutkan dengan penyaringan. Sementara itu dilakukan pemasakan gula
merah dahulu hingga gula larut. Kemudian dimasukkan filtrat (moromi). Pada
tahap pemasakan ini dilakukan penambahan rempah-rempah seperti daun salam,
lengkuas, daun jeruk dll, diaduk sampai rata. Pemasakan dilanjutkan sampai
diperoleh produk dengan konsistensi teertentu (agak kental). Proses pemasakan
ini bertujuan untuk mematikan mikroorganisme, menginaktivasi kerja enzim dan
untuk meningkatkan kualitas kecap terutama dari segi flavor dan warna kecap.
Kecap yang telah masak
dari kuali akan masuk dalam tahap selanjutnya yaitu penyaringan. Penyaringan
ini berfungsi untuk memisahkan kotoran fisik yang terbawa oleh bahan baku.
Selain itu penyaringan juga berfungsi untuk memisahkan serat-serat kasar dari
bahan baku tersebut. Kecap yang telah masak dilewatkan pada suatu alat yang
mempunyai vibrator dan kain saring dengan ukuran mesh yang tinggi. Larutan
kecap yang telah disaring akan masuk ke dalam tangki untuk dilakukan proses
selanjutnya.
Kecap yang telah
diaring selanjutnya masuk kedalam tangki penyimpanan untuk didiamkan beberapa
hari sebelum dikemas. Selanjutnya kecap dikemas dalam botol atau plastik. Kecap
akan dialirkan melalui pipa-pipa menuju mesin filling. Namun sebelumnya harus
melewati alat pengatur suhu untuk mendapatkan suhu yang sesuai untuk dilakukan
filling. Pengemasan produk bertujuan untuk melindungi produk dari kotoran dan
bahaya kerusakan fisik seperti cahaya, kadar air dan suhu. Selain itu kemasan
produk juga berfungsi sebagai pemberi indentifikasi dan informasi.
2.4
Metabolisme/Reaksi Mikroba dalam Proses Fermentasi Kecap
4 Menghasilkan
asam laktat sehingga:
Metabolisme Asam Laktat
Selama
proses pembuatan kecap terdapat reaksi biokimia antara lain:
1.
Reaksi saat fermentasi kapang (koji)
2.
Reaksi saat fermentasi garam (moromi)
3.
Reaksi saat pemasakan (Reaksi
Karamelisasi dan Reaksi Maillard)
1.Reaksi
Fermentasi kapang (koji)
Reaksi dalam fermentasi
berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang
dihasilkan. Secara singkat glukosa (C6H1206)
yang merupakan gula paling sederhana melalui fermentasi akan menghasilkan
etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh
ragi dan digunakan pada produksi makanan. Persamaan reaksi kimianya adalah
sebagai berikut:
C6H1206 "
2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (energi yang dilepaskan
118 kJ/mol)
Selama
proses fermentasi kapang, kapng yang berperan akan memproduksi enzim seperti
enzim amylase, protease dan lipase. Dengan adanya kapang tersebut maka akan
terjadi pemecahan komponen-komponen dari bahan tersebut. Produksi enzim dari
kapang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lamanya waktu fermentasi atau
waktu inkubasi. Bila waktunya terlalu lama maka akan terjadi pembentukan spora
kapang yang berlebihan dan ini akan menyebabkan terbentuknya citarasa yang tidak
diinginkan.
Selama
proses fermentasi, kedelai akan mengalami perubahan baik fisik maupun kimianya.
Protein kedelai dengan adanya aktiviats proteolitik kapang akan diuraikan
menjadi asam-asam amino sehingga nitrogen terlarutnya akan mengalami peningkatan.
Selama proses fermentasi karbohidrat dan protein akan dipecah oleh kapang
menajdi bagian-bagian yang lebih mudah larut, mudah dicerna dan ternyata bau
langu dari kedelai juga akan hilang.
Fermentasi koji
merupakan salah satu tahap penting dalam pembentukan komponen fenolik yang
berperan pada flavor kecap. Tahap ino menunjukkan bahwa metabolism kapang koji
erhubungan dengan aroma kecap yang penting dalam penerimaannya.
Dua macam enzim yang
berperan dalam menghasilkan flavor kecap pada fermentasi koji yaitu kompleks
enzim protease yang memberikan meaty
flavor (gurih) dan enzim karbohidrase
seperti alfa amylase, amiloglukosidase dan maltase yang berperan pada rasa manis.
Kapang koji
menghasilkan senyawa 1-okten-3-ol yang memiliki aroma jamur seperti Armillaria
matsutake dan asam fenilasetat yang memberikan aroma madu.
2.
Reaksi
fermentasi garam (moromi)
Selama
proses fermentasi garam, enzim-enzim hasil dari fermentasi kapang akan memecah
komponen-komponen gizi dari kedelai menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Protein kedelai akan diubah menjadi asam amino, sedangkan karbohidrat dan gula
akan diubah menjadi asam organik. Senyawa-senyawa tersebut kemudian akan
bereaksi dengan senyawa lainnya yang merupakan hasil dari proses fermentasi
asam laktat dan alkohol. Reaksi antara asam-asam organik dan etanol atau
alkohol lainnya akan menghasilkan ester-ester yang merupakan pembentuk cita
rasa dan aroma. Adanya reaksi antara asam amino dengan gula akan menyebabkan
terjadinya pencoklatan yang akan mempengaruhi mutu produk secara keseluruhan.
Proses moromi berperan
dalam pembentukan prekusor flavor kecap manis dengan cara mendegradasi koji
menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana. Enzim yang dikeluarkan kapang masih
bekerja terus sedangkan kapangnya sendiri mati dalam lingkungan garam. Pada
proses fermentasi moromi diharapkan akan menghasilkan asam amino, peptida dan
asam organik yang berperan dalam memperkaya flavor dan aroma kecap.
Fermentasi moromi
mempunyai peranan penting dalam pembentukan flavor kecap manis. Hal ini
diketahui dari ditemukannya komponen pirazin pada kecap manis. Sebagian besar
pirazin dalam makanan berasal dari hasil degradasi panas protein dalam asam
amino atau berasal dari reaksi kimia antara gula dan protein. Adanya senyawa
pirazin pada kecap manis terutama disebabkan oleh adanya peranan asam-asam
amino yang berasal dari hidrolisi protein kedelai pada fermentasi garam atau
moromi. Senyawa-senyawa pirazin merupakan kontributor utama terhadap aroma.
3.
Reaksi
Karamelisasi
Karamelisasi
merupakan salah satu reaksi pencoklatan non enzimatik yang melibatkan reaksi
degradasi gula tanpa adanya asam amino atau protein yang menghasilkan produk
akhir berupa polimer tanpa nitrogen berwarna coklat.
Proses
karamelisasi dapat terjadi dalam kondisi asam maupun basa dan berhubungan
dengan perubahan flavor. Proses karamelisasi meliputi tiga tahap reaksi yaitu
tahap 1,2 enolisasi, dehidrasi atau fisi dan tahap pembentukan pigmen.
Proses
karamelisasi diawali dengan pelarutan gula pada suhu tinggi dan diikuti dengan
pembentukan busa. Pada tahap ini gula (sukrosa) dipecah menjadi glukosa dan
fruktosa. Kemudian proses dilanjutkan dengan pembentukan 1,2 etanol atau
disebut juga dengan 1,2 enolisasi. Pada tahap ini gula mengalami enolisasi
menghasilkan senyawa 1,2-enol.
Tahap
selanjutnya adalah tahap dehidrasi atau fisi. Pada kondisi asam, senyawa
1,2-enol mengalami dehidrasi menghasilkan senyawa 5-hidroksimetil-2-furaldehid
yang merupakan produk dari reaksi karameliasasi heksosa dan salah satu prekusor
pigmen coklat.
Tahap
degradasi pada kondisi basa juga diawali dengan pembentukan senyawa 1,2-enol
akan tetapi sebelumnya terjadi reaksi isomerasi dari glukosa menjadi fruktosa
dan manosa. Reaksi ini disebut juga dengan transformasi Lobri De Bruyn-Alberda
van Eckenstein. Selanjutnya 1,2-enol mengalami reaksi fragmentasi dan
menghasilkan senyawa-senyawa redukton seperti triosaenadiol dan piruvatdehidrat
yang juga merupakan prekusor pigmen coklat.
Tahap
terakhir adalah tahap pembentukan pigmen coklat. Mekanisme pembentukan pigmen
dalam proses karamelisasi melibatkan serangkaian reaksi polimerisasi dan
kondensasi diantara berbagai senyawa intermediet dari aldehid dan keton yaitu
diantaranya senyawa 5-hidroksimetil-2-furaldehid, gliserraldehid dan
piruvaldehidrat.
4. Reaksi Maillard
Reaksi
maillard adalah reaksi antara gugus karbonil yang berasal dari gula pereduksi
dengan gugus amino yang berasal dari
asam amino peptide atau protein. Reaksi tersebut mengarah pada pembentukan
warna coklat (melanoid) dan flavor.
Reaksi Maillard
terdiri atas tiga tahap yaitu :
1) Tahap
awal yang melibatkan pembentukan glycosylamin
dan diiukuti dengan Amadori rearrangement
2) Tahap
intermediet yang melibatkan reaksi dehidrasi dan fragmentasi gula serta
degradasi asam amino
3) Tahap
akhir yang melibatkan kondensasi aldol, polimerisasi dan pembentukan komponen
nitrogen heterosiklik dan senyawa berwarna.
Tahap awal reaksi Maillard melibatkan
reaksi kondensasi antara gugus karbonil dari gula pereduksi dengan senyawa
amino dari peptida. Protein atau asam amino dan membentuk basa Schiff aecara
reversibel dengan melepaskan satu molekul air. Kemudian terbentuk senyawa
glikosilamin N-tersubstitusi sebagai akibat dari siklisasi.
Pada tahap intermediet terdapat tiga jalur reaksi
yang terlibat. Jalur pertama merupakan jalur 1,2-enolisasi dan 2,3-enolisasi
yang melibatkan terjadinya dehidrasi dan pembentukn cincin HMF atau furfural.
Jalur 1,2-enolisasi melibatkan pelepasan tiga molekul air dan terjadi pada pH
rendah sedangkan 2,3-enolisasi melibatkan dua molekul air dan terjadi pada pH
tinggi.
Pada jalur kedua terjadi pemecahan (fragmentasi)
produk antara metil dikarbonil menjadi C-metil redukton dan alfa-dikarbonil.
Jalur ketiga adalah tahap degradasi Strecker yang melibatkan degradasi oksidasi
asam amino oleh alfa-dikarbonil dan komponen dikarbonil konjugasi lainnya yang
dihasilkan dari jalur satu dan dua. Pada tahap degradasi Strecker asam amino
didegradasi menjadi aldehid. Selain itu pada tahap intermediet juga terjadi
reaksi fission yang terjadi karena adanya dealdolisasi dari ARP menghasilkan
produk-produk fisi berupa asetal, piruvaldehid dll.
Tahap akhir dari reaksi Maillard ditandai dengan
terbentuknya polimer nitrogen berwarna coklat maupun kopolimer yang disebut
dengan melanoidin. HMF atau furfural, dehidroredukton maupun produk-produk fisi
yang dihasilkan pada tahap intermediet dapat membentuk aldol dan polimer tanpa
N. Aldol kemudian terkondensasi dan dengan adanya asam amino akan membentuk
melanoidin. Begitu pula dengan HMF atau furfural, dehiroreduktan, aldehid serta
produk-produk lain dapat secara langsung bereaksi dengan senyawa amino dan
membentuk melanoidin.
2.5
Komposisi Produk Kecap
|
No.
|
Zat Gizi Kecap
|
Satuan
|
|
1.
|
Energi
|
86 kalori
|
|
2.
|
Air
|
57,4 g
|
|
3.
|
Lemak
|
0,6 g
|
|
4.
|
Karbohidrat
|
15,1 g
|
|
5.
|
Serat
|
0,6 g
|
|
6.
|
Abu
|
21,4 g
|
|
7.
|
Kalsium
|
85 g
|
|
8.
|
Protein
|
5,5 g
|
|
9.
|
Besi
|
4,4 g
|
|
10.
|
Vitamin B1
|
0,04 g
|
|
11.
|
Vitamin B2
|
0,17 g
|
BAB
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kecap
adalah salah satu bahan pangan hasil fermentasi yang umum dikenal sebagai
produk berwarna coklat, asin dan berbau tajam, sering digunakan untuk bahan
pemberi citarasa. Metode persiapan biakan starter dan proses produksi kecap
berbeda-beda di antara para produsen kecap. Selama proses pembuatan kecap
terdapat reaksi biokimia antara lain Reaksi saat fermentasi kapang (koji),
Reaksi saat fermentasi garam (moromi) dan Reaksi saat pemasakan (Reaksi
Karamelisasi dan Reaksi Maillard).
3.2 Saran
Usaha
untuk menjaga mutu kecap maka perlu dilakukan hal-hal misalnya (1) sebelum koji
dimasukkan kedalam proses moromi perlakukan koji harus dilakukan untuk
pemisahan butiran kedele dari spora yang berlebih yaitu dengan cara mengayak
setelah dikeringkan atau dicuci. (2) dilakukan pemisahan spora kapang melalui
penyaringan cairan moromi.
DAFTAR
PUSTAKA
http: // Wikipedia Indonesia.co.id .
Henky, Isnawan. 2009. Jurnal Pengaruh Pertumbuhan Mikroba Terhadap Mutu Kecap Selama Penyimpanan. Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Bioindustri.
Marlia Singgih Wibowo. Metabolisme Mikroorganisme. School of
Pharmacy ITB.
Nurrahman.
2015. Evaluasi Komposisi Zat Gizi dan
Senyawa Antioksidan Kedelai Hitam dan Kedelai Kuning. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan Volume 4 No 3.
makasih dinda
BalasHapusaylaview <3
Harrah's Casino Las Vegas - MapYRO
BalasHapusLas Vegas Casino 춘천 출장안마 Map - Harrah's Casino Las Vegas. 양산 출장샵 Find your way 고양 출장안마 around the 남양주 출장안마 casino, find where everything is located with only the best equipment. 구미 출장안마